Sifat Koligatif Non Elektrolit
Perhatikan gambar berikut :
(1) Mendidihkan air
(2) Mendidihkan air garam
Pernahkah kalian melakukan hal tersebut? Antara gambar (1) dan (2) manakah
yang mendidih terlebih dahulu? Kenapa campuran garam lebih lambat mendidih
dibandingkan dengan air? Untuk mengetahui jawabannya dapat mempelajari sifat
koligatif berikut.
SIFAT
KOLIGATIF
Sifat koligatif larutan adalah sifat-sifat yang hanya bergantung pada jumlah (kuantitas)
partikel zat terlarut dalam larutan dan tidak bergantung pada jenis partikel
zat terlarut. Banyaknya partikel dalam larutan ditentukan oleh konsentrasi larutan dan
sifat larutan itu sendiri. Jumlah partikel dalam larutan non elektrolit tidak sama
dengan jumlah partikel dalam larutan elektrolit, walaupun konsentrasi keduanya
sama. Hal ini dikarenakan larutan elektrolit terurai menjadi ion-ionnya,
sedangkan larutan non elektrolit tidak terurai menjadi ion-ion. Dengan demikian
sifat koligatif larutan dibedakan atas sifat koligatif larutan non elektrolit
dan sifat koligatif larutan elektrolit.
A.
SIFAT KOLIGATIF LARUTAN NON ELEKTROLIT
1. PENURUNAN TEKANAN UAP (ΔP)
Tekanan uap jenuh (P) merupakan tekanan uap tertinggi suatu zat
pada suhu tertentu. Semakin mudah zat menguap (volatile), semakin tinggi
tekanan uap jenuhnya. Sebaliknya, semakin sukar zat menguap (nonvolatile),
semakin rendah tekanan uap jenuhnya. Adanya zat terlarut nonvolatile dalam
suatu pelarut cair mengakibatkan penurunan tekanan uap jenuh. Hal ini terjadi
akibat gaya tarik-menarik antara molekul zat terlarut denga pelarut cair.
Semakin besar konsentrasi zat terlarut nonvolatile yang ditambahkan, semakin
besar penurunan tekanan uap jenuh yang teramati.
Jika zat terlarut
bersifat non-volatil (tidak mudah menguap; tekanan uapnya tidak dapat terukur),
tekanan uap dari larutan akan selalu lebih rendah dari tekanan uap pelarut
murni yang volatil. Secara ideal, tekanan uap dari pelarut volatil di atas
larutan yang mengandung zat terlarut non-volatil berbanding lurus terhadap
konsentrasi pelarut dalam larutan. Hubungan dalam sifat koligatif larutan ini
dinyatakan secara kuantitatif dalam hukum Raoult: tekanan uap dari pelarut di
atas larutan, Plarutan sama dengan hasil kali fraksi mol dari
pelarut, Xpelarut dengan tekanan uap dari pelarut murni, P°pelarut.
Penurunan tekanan uap, ΔP, yaitu P°pelarut−Plarutan
berbanding lurus terhadap fraksi mol dari Xterlarut.
Contoh Soal :
Hitunglah penurunan
tekanan uap jenuh air, bila 45 gram glukosa (Mr = 180) dilarutkan dalam 90 gram air ! Diketahui tekanan uap
jenuh air murni pada 20oC adalah 18 mmHg.
Jawab:
Penurunan tekanan uap
jenuh air:
ΔP = Po. XA
= 18 x 0.048 = 0.864 mmHg
Berikut ini gambar contoh eksperimen penurunan
tekanan uap :
2. KENAIKAN TITIK DIDIH (ΔTb)
Kenaikan titik didih disebabkan oleh adanya
penambahan zat terlarut nonvolatile ke dalam suatu pelarut. Penambahan zat
tersebut menghalangi gerakan molekul-molekul air atau molekul-molekul pelarut
sehingga mempersulit lepasnya molekul dari fase cair ke fase gas.
Titik didih dari suatu larutan
adalah temperatur ketika tekanan uapnya sama dengan tekanan eksternal. Oleh
karena terjadinya penurunan tekanan uap larutan oleh keberadaan zat terlarut
non-volatil, dibutuhkan kenaikan temperatur untuk menaikkan tekanan uap larutan
hingga sama dengan tekanan eksternal. Jadi, keberadaan zat terlarut dalam
pelarut mengakibatkan terjadinya kenaikan titik didih; titik didih larutan, Tb,
lebih tinggi dari titik didih pelarut murni, Tb°. Kenaikan titik
didih, ΔTb, yaitu Tb−Tb° berbanding lurus
terhadap konsentrasi (molalitas, m) larutan, di mana Kb adalah
konstanta kenaikan titik didih molal (dalam satuan °C/m) dan m adalah molalitas
larutan.
Perhatikan video praktikum kenaikan titik didih berikut:
3.
PENURUNAN TITIK BEKU(ΔTf)
Pada larutan
dengan pelarut volatil dan zat terlarut non-volatil, hanya partikel-partikel
pelarut yang dapat menguap dari larutan sehingga meninggalkan partikel-partikel
zat terlarut. Hal serupa juga terjadi dalam banyak kasus di mana hanya
partikel-partikel pelarut yang memadat (membeku), meninggalkan
partikel-partikel zat terlarut membentuk larutan yang konsentrasinya lebih
pekat. Titik beku dari suatu larutan adalah temperatur di mana tekanan uap
larutan sama dengan tekanan uap pelarut murni. Pada temperatur ini, dua fasa –
pelarut padat dan larutan cair – berada dalam kesetimbangan.
Oleh karena
terjadinya penurunan tekanan uap larutan dari tekanan uap pelarut, larutan
membeku pada temperatur yang lebih rendah dibanding titik beku pelarut murni —
titik beku larutan, Tf, lebih rendah dari titik beku pelarut murni,
Tf°. Dengan kata lain, jumlah partikel-partikel pelarut yang keluar
dan masuk padatan yang membeku per satuan waktu menjadi sama pada temperatur
yang lebih rendah. Adanya penambahan zata terlarut nonvolatile ke dalam suatu larutan
menyebabkan terhalangnya proses pengaturan molekul-molekul pembentuk Kristal
padat. Degan demikian, diperlukan suhu yang lebih rendah untuk memperoleh
Kristal padat.
Sifat koligatif
larutan berupa penurunan titik beku, ΔTf, yaitu Tf° – Tf
berbanding lurus terhadap konsentrasi (molalitas, m) larutan, di mana Kf
adalah konstanta penurunan titik beku molal (dalam satuan °C/m) dan m adalah
molalitas larutan.Gambar salah satu contoh penerapan titik beku yakni pembuatan es krim:
4.
TEKANAN OSMOTIK (π)
Peristiwa osmosis adalah proses merembesnya pelarut dari larutan
yang lebih encer ke larutan yang lebih pekat atau dari pelarut murni ke suatu
larutan melalui membrane semipermeabel. Jika kedua larutan mencapai konsentrasi
yang sama, osmosis akan berhenti atau dapat dihentikan dengan memberi tekanan
pada larutan pekat. Tekanan ini disebut tekanan osmotik.
Ketika dua
larutan dengan konsentrasi yang berbeda dipisahkan oleh suatu membran
semipermeabel — membran yang hanya dapat dilewati partikel pelarut namun tidak
dapat dilewati partikel zat terlarut—maka terjadilah fenomena osmosis. Tekanan
osmosis, π, berbanding lurus terhadap
jumlah partikel zat terlarut, n, dalam suatu volum larutan tertentu, V—yang
merupakan molaritas (M), di mana R adalah konstanta gas ideal (0,0821
L.atm/mol.K) dan T adalah temperatur (dalam satuan K).
π = M R T
Perhatikan video tentang tekanan osmotik
berikut :
Sumber : Buku LKS Intan Pariwara, materi n gambar by google, video by youtube.. (maaf lupa addressx)
Trima kasih sangat bermanfaat..
BalasHapus